Secercah Harapan

Posted on Updated on

Oh hati…
Oh nurani
Dengarkanlah risau kalbu yang tak bertepi
Akan kebimbangan tentang hakikat sebuah arti

Arti sebuah realita yang senantiasa mengundang tanya di relung kalbu
Kala melihat alam menyapa dengan lesu
Tidak bersahabat dan mengundang jemu
Hingga menambah gurat-gurat semu di wajah yang sendu

Wahai seluruh jiwa yang padam membisu!!!
Mengapakah hati yang suci kini menjadi kelabu?
Mengapakah sang nurani yang semestinya bak peri sekarang membeku?
Membuat minda terombang-ambing dalam ragu yang menderu

Tak mengerti!!!
Sungguh tak mengerti!!!
Karena kemilau duniawi
Mampu mengkhianati

Tergugu, lisan mengelu
Membisu dalam deru pilu kelabu
Termangu…
Dalam tanya yang ambigu

Terbelenggu dunia semu
Tak tahu harus kemana mata bertumpu
Karena setiap sudut mengundang pilu
Yang begitu menggugah relung kalbu

Yang membuat alam menjerit tak jemu
Bertanya bertalu-talu
Haruskah begitu dan selamanya begitu???
Mengapa harus saling menyikut??? bukankah sangat indah kalau saling menghormati dan bersatu padu???

Saling mengenggam dan membagi
Satu kata satu hati
Membela yang hak dengan niat murni
Tuk kembali merengkuh martabat yang terlucuti

( Merisusanti Zakaria: Tabba, Cairo, 15 April 2014)

Goresan pena ini terinspirasi dari fenomena prilaku elite politik yang masih membudayakan ‘praktek baku hantam’ selama periode kampanye menjelang pemilu legislatif 9 april 2014 yang lalu. Ceritanya masih seputar sebuah harapan hendaknya ummat bisa menjaga ukhuwah islamiyyah, merapatkan barisan agar hidup lebih berkualitas, bermakna, bermartabat dan diberkahi Allah ‘Azza wa Jalla.

Ukhuwah Yang Retak

Posted on Updated on

Kawan…dalam tatapan mata ini sebenarnya kau ada
Tetapi kenyataannya kau tidak ada
Telinga ini mendengar riak-riak tanda kamu ada
Akan tetapi jiwa tak merasakannya

Itulah fatamorgana kelabu
ketika alam membisu
tak ada genggaman kasih yang mengobati luka kalbu
Menabur bunga-bunga pelipur lara jiwa nan kelabu

Kawan…sungguh kau sudah terlalu jauh
Derap langkahmu sigap mengayuh
Tak pernah lagi berlabuh
Bayangmu hilang bak disambar guruh

Kau pergi tak menoleh walau sekali
Dan tak peduli betapa ringkihnya jiwa ini
Menanggung pilu dari luka hati nan perih tak terperi
Ouuhh Ya Rabbi…

Kawan…ingatlah sabda junjungan kita nabi Muhammad
Bahwa perumpamaaan orang mukmin dengan sesamanya seperti satu jasad
Jika satu anggota tubuh merasa sakit
Maka anggota tubuh yang lain juga ikut merasakan sakit

Tapi kau tetap acuh tak mau mengerti
Kemana asa dan rasa pergi
Ingatlah! Kehidupan dunia akan bertepi
Akan datang hari akhir yang abadi dan haqiqi

Kawan…kehidupanmu memang tentram nan menawan
Dan itu adalah rahmat Allah sekaligus ujian
Yang akan diminta pertanggung-jawaban dan dihisap di hari pembalasan
Karenanya tetaplah bersyukur kepada Sang Khaliq Ar-Rahman

jangan terlena kawan, ketentraman itu kadangkala akan membahayakan karena membuat jiwa tertawan
Dan aku dalam beratnya beban hidup, kan berusaha agar rasa syukur senantiasa membasahi lisan
Bagiku, kehidupan adalah ladang da’wah dan perjuangan
Aku hanya ingin membela al-haq dari kezaliman

Kawan…kembalilah!
Kembali kita merajut ukhuwah
Berlandaskan al-Quran dan sunnah
Karena dengan itu kita akan kuat dan bermarwah

( Merisusanti Zakaria. Tabba, Cairo, 25 februari 2014)

Mengisahkan Sebuah gambaran terhadap fenomena kaum muslimin yang tidak lagi merasakan ikatan batin antara yang satu dengan lainnya. Goresan pena ini sebagai rasa empati terhadap kaum muslimin yang tertindas…Sedih sekali melihat pembantaian kaum muslimin dimana-mana, Palestina, Burma, Afrika Tengah, dan lain-lain, sementara kaum muslimin di belahan Negara lain yang berselimutkan kedamaian dan kenikmatan dunia diam bergeming.

 

 

Kuatkan Kami Ya Rabb

Posted on Updated on

Malam semakin larut dalam kelam
Ufuk fajar sedikit demi sedikit sudah menampakkan diri
Namun mataku belum sedikit pun terpejam
Karena ku harus berlari dan terus berlari

Terseok-seok di jalanan yang penuh duri
Tak mengerti dengan apa yang terjadi
Kehendak hati hanya ingin menyelamatkan diri
Dari cengkeraman thaghut-thaghut yang tak berperi

Aku masih tak mengerti dengan apa yang terjadi
Langkah ini terus ku kayuh menjauhi
Sambil tak henti melafadhkan kalam ilahi
Memohon kekuatan kepada sang Rabb Al Izzati

Ya Allah, apa gerangan ini terjadi
Merah memenuhi jalananku ini
Jasad-jasad berlumuran darah di sepanjang jalan yang kutapaki
Harga diri kami diinjak-injak sampai ke titik fadhi

Dug…dug…mhaaah….haaah…haaah
Detak jantung dan helaan nafasku berkejaran tak mau mengalah
kaki terus mengayuh dan melangkah
berlari tak tentu arah

Tak tahu sudah di mana aku kini
Suara-suara itu terus saja mengikuti
Suara derap langkah yang mengejarku sampai di sini
Langkah manuasia yang tak memiliki nurani

Upps!!!…manusiaa?!!
Masih layakkah aku sebut mereka manusia?
Setelah kulihat jasad saudaraku bertebaran di mana-mana
Yang remuk redam tak lagi berwujud karena kebengisan mereka yang durjana

Rintih pilu dan takbir menggema menyatu dengan tanah
Jasad-jasad terkulai menunggu perginya arwah
Namun kalam ilahi masih terdengar lirih dari tubuh-tubuh yang berselimutkan darah
Luka yang perih seolah hambar karena mengingat janji-janji Allah yang sangat indah

Ya Allah hanya kepada-Mu kami menggantungkan harapan
Teguhkan kami dalam ketaqwaan dan kesabaran
Hanya ridha-Mu yang kami harapkan
Perih di jiwa ini takkan meluluhkan semangat perjuangan

( Merisusanti Zakaria; Tabba, Cairo, 15 April 2014 )

Goresan pena ini spontanitas tercetus setelah melihat puluhan foto-foto pembantaian kaum muslimin di Afrika Tengah yang tersebar di internet, mudah-mudahan ruh-ruh mereka yang sudah berpulang mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah dan diampuni segala dosa-dosanya, amiin…
Hanya satu harapan tertanam di hati setelah melihat fenomena-fenomena pembantaian dan pelecehan terhadap kaum muslimin di seluruh dunia yang begitu menyayat hati selama ini: “MUDAH-MUDAHAN UMMAT ISLAM DI SELURUH PENJURU DUNIA SEGERA SADAR DAN KEMBALI TERBUKA MATA HATINYA AKAN HAKIKAT DAN ARTI PENTINGNYA SEBUAH UKHUWAH ISLAMIYYAH DENGAN KEMBALI MERAPATKAN BARISAN DALAM SATU IKATAN YANG KOKOH AGAR PARA MUSUH GENTAR DAN TIDAK SEMENA-MENA”

 

 

Semangat Pagi

Posted on Updated on

Bismillah…
Pagi yang indah
Merekah dan senantiasa berkah
Menyalami semesta dengan sangat ramah

Menebarkan energi yang senantiasa tercurah
Menyuntik semangat yang kian membara
Agar kaki tetap melangkah
Walau aral menyabit asa, menggunting masa, tapi tekad kan tetap membaja

Kupandangi hamparan langit yang cerah
Nuansa birunya menyejukkan mata
Panorama pagi yang indah merekah
Sungguh pemandangan yang menghibur jiwa

Diam-diam matahari mulai mengintip dari balik celah
Ia hadir menyinari semesta
Senantiasa datang membawa berkah
Sebagai pelita penghalau gulita

Pagi yang cerah
Burung-burung bersiulan dengan suka ria
Hinggap dan terbang di atas rumah
Ahh ingin rasanya ku ikut terbang bersama

Pesonanya membuatku terus menengadah
Merenungi ciptaan Sang Khaliq yang begitu sempurna
Hanya kepada-Mu diri ini berserah
Untuk tetap berjuang menghalau ujian yang datang menyapa

Dengan kata basmalah
Ku mulai pagi dengan semangat membaja
Takkan kubiarkan lara bertitah
Karena ku hanya setia pada titah Sang Khaliq penentram jiwa

( Merisusanti Zakaria ***Renungan pagi*** Tabba, Cairo, 11 April 2014 )

Rindu

Posted on Updated on

Rindu…lagi dan lagi kau datang menyapa
Membuai jiwa menabuh bara
Tak tahu harus bagaimana
Rasa ini begitu mendera

Menghayutkan jiwa dalam lara
Melumpuhkan segala usaha dan juga asa
Membuat hidup seakan tak bermakna
Sungguh aku tak kuasa

Aku harus bagaimana?
Oooh wahai Zat Agung pemilik jiwa
Bagaimana meredam rasa yang menyesakkan dada?
Yang selalu datang mengguncang minda

Ahh rindu, rasanya kala dirasa
Takkan bisa dikesan kata
Takkan bisa dilukis rupa
Bahkan dia entah punya wujud ataupun rupa

Tapi dia mampu menghambarkan segala rasa
Membuat mata memandang hampa
Juga membuat lisan tak bisa merasa
Hingga hidup terasa tak lagi bernyawa

Seolah hening tersekap dalam kebimbangan hampa
Menampik terangnya cahaya pelita
Meninggalkan semangat juang yang sedang membakar jiwa
Mengabaikan hidup yang sebenarnya penuh gula-gula

Ahh sungguh aku tak ingin berlama-lama
Larut dalam luka nan lara
Yang membuat langkah tak leluasa
Untuk mantapkan hati menapaki realita

Karena ku tahu nafas ini sangatlah berharga
Kalau hanya tuk berlara durja
Walaupun dalam tanya masih mereka-reka
Bagaimana oh ya Rabbi agar rasa merindu tak lagi mendera?

Namun hidup adalah tentang realita
Sebuah perjuangan bak menapaki anak-anak tangga
Tuk merengkuh pelita jaya nan bercahaya
Agar hidup lebih bermakna dan berwarna

Ahh…rasa
Rindu ini kan selalu ada
Abadi di dalam jiwa
Mengingatkan belahan jiwa yang ada di sana

Tapi tekadku takkan pernah lagi bermuram durja
Demi sang pangeran dan prajurit yang setia
Ku kan membuat hidup penuh warna
Dalam ridha-Nya sang khaliq ‘Azza wa Jalla

( Merisusanti Zakaria***Galau di tengah terik matahari***, Tabba, Cairo, 10 April 2014 )

 

Syukur

Posted on Updated on

Syukur kepada-Mu Ya Allah
Atas semua nikmat dan anugerah
Yang tak henti-hentinya tercurah
Kepada kami yang hanya makhluk lemah

Cinta-Mu tak terkisah kata
Engkau tuntun manusia dengan kalam-Mu yang agung dan mulia
Hanya Engkau Ya Rabb Yang Maha Kuasa
Atas segala sesuatu yang ada dan nyata

Ya Allah…kami tahu perjalanan ini tidaklah abadi
Begitu panjang masa telah terlewati dan garis finis pun semakin mendekati
Berkahilah Ya Rabb setiap derapan kaki kami yang telah dan akan menapaki bumi
Teguhkan hati kami untuk senantiasa ikhlas bermunajad kepadaMu wahai Zat yang menguasai hati

Condongkan kalbu kami untuk senantiasa berdekapan dengan kalam-Mu yang berseni tinggi
Al-Quran yang penuh hikmah dan tersusun rapi
Yang dengannya manusia akan mencapai kehidupan hakiki
Yang akan memberikan syafaat sampai akhirat nanti

Ya Rabb…sungguh kami sangat bersyukur atas seluruh nikmat ini
Semoga kesabaran dan kekuatan kami semakin membesar dalam menjunjung titah-Mu yang abadi
Hanya satu harapan kami yang selalu abadi di dalam hati
Kami mohon hushul khatimah di garis finalti.

( Merisusanti Zakaria: Tahadduts binni’mah, Pagi hari; Tabba, Cairo, 9 april 2014 )

 

Semangat Juang Jarum Jam

Posted on Updated on

Tik…tik…tik..tik…tik..tik
Suara itu senantiasa berulang dalam setiap detik
Begitu menggema dan menggelitik
Berdentang ria dengan sangat apik

Siang malam tak mengenal waktu
Ia terus berputar walau tak dipandu
Tak ada kata mengaduh walaupun satu
Yang ada hanya pengabdian nan tak pernah jemu

Sungguh ia begitu mulia dan setia
Berbuat tanpa pamrih dan imbalan jasa
Yang diinginkan hanya kebahagiaan insan semesta raya
Agar berkehidupan yang lebih teratur, disiplin dan tertata

Walaupun kadangkala dengan kehadirannya, manusia merasa terusik
Karena ia memang lah sedikit berisik
Tapi tujuannya sungguh mulia dan baik
Mengarahkan insan agar hidup mujur dan lebih baik

Karena dunia hanyalah transit para musafir semata
Sehingga selayaknya para insan berlomba-lomba untuk menabur kebaikan selagi masih ada masa
Oleh karena itu setiap detik sangatlah berharga
Namun manusia sering lupa dan mengabaikannya

Begitu besar jasanya kepada manusia alam semesta
Dia hanya tahu mengabdi tanpa mengharapkan balas jasa
Dia lah jarum jam yang terus setia mengingatkan masa
Yang senantiasa berpacu tak mengenal lelah agar insan juga mengikuti semangat juangnya

(Merisusanti Zakaria: Renungan subuh; Tabba, Cairo, 7 april 2014)

MARI BELAJAR BAHASA ARAB

Posted on Updated on

Yuk Belajar Bahasa ArabKalau ada yang menanyakan, “Apakah belajar Bahasa Arab itu penting?”, jawaban apa kira-kira yang akan kita berikan, pentingkah mempelajarinya atau tidak. Bagi yang mengerti tentu saja akan menjawab, “so pasti penting sekali lah”, mengapa? karena pada hakikatnya Bahasa Arab merupakan bagian dari ruh dan kehidupan seorang muslim, bukankah kita beribadah “shalat” dan berdoa dengan lafadh arab, selain itu Al Quran yang merupakan kitab suci ummat islam juga diturunkan dalam bahasa Arab, maka sudah tentu mempelajarinya adalah suatu kewajiban yang tidak bisa dielakkan.

Allah berfirman dalam surat yusuf ayat: 2: (إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ ) yang artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”, Sebagaimana firmanNya juga dalam surat az Zumar ayat 27-28: (وَلَقَدْ ضَرَبْنَا لِلنَّاسِ فِي هَٰذَا الْقُرْآنِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُون, قُرْآنًا عَرَبِيًّا غَيْرَ ذِي عِوَجٍ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ ): “Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Quran ini Setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran. (ialah) Al Quran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa”.

Dari ayat tersebut sangat jelas sekali betapa pentingnya ummat Islam menguasai bahasa Arab secara mendalam, karena dengan bahasa Arab lah Al Quran menjelaskan segala sesuatu yang masih buram dan membantah dengan tuntas hukum-hukum yang berlaku di zaman jahiliah.

Bahasa Arab adalah bahasa yang agung, karena itulah Allah memilihnya sebagai wasilah untuk menyampaikan kalamNya yang agung kepada Rasulullah akhirul Anbiya dengan perantaraan malaikatNya yang mulia dan di bumi pilihan, tanah Arab qiblat kaum muslimin.

Ya, itulah Al Quran dengan kalam araby yang sangat jelas, tidak ada pelencengan dan penyimpangan sedikitpun, bahkan ia sangat teratur dan tertruktur, sehingga manusia dapat dengan mudah mengambil pelajaran darinya.

Sudah jelas lah mengapa seorang muslim wajib mempelajari bahasa Arab, bahasa Al Quran dan al hadits annabawi yang menjadi pedoman hidup kaum muslim di seluruh penjuru dunia. Seorang muslim yang sama sekali tidak mengenal dan memahami bahasa Arab bisa diibaratkan bagaikan mobil yang tidak punya lampu penerang yang berjalan di malam kelam tanpa cahaya bulan.

Dan ini sudah terbukti, bisa kita lihat sekarang betapa banyak kaum muslimin yang tidak mengerti dan memahami hakikat Islam yang sebenarnya, yang akhirnya membawa kepada sikap fanatik dan taklid buta, berjalan tanpa kendali dan tanpa pegangan yang pasti, sehingga muncullah generasi-generasi yang rapuh yang tidak membawa pengaruh baik terhadap pengembangan agama maupun bangsa.

Selain faktor-faktor tersebut di atas, ada satu hal lain juga yang sangat mempengaruhi rendahnya minat seseorang untuk lebih mendalami Islam, yaitu karena sudah merasa cukup puas dengan keadaannya yang terlahir dalam lingkungan muslim, karena kebetulan jalur keturunan keluarganya adalah muslim, dan itu sudah cukup baginya,  banyak yang berdalih: “untuk apa lagi capek-capek belajar bahasa Arab, kita dari kecil sudah diajarkan shalat berserta bacaannya, dan kita sudah hafal, kalau mau tahu masalah hukum, tinggal tanya saja sama guru atau pak ustaz, kan banyak itu ustaz-ustaz”.

Iya memang betul sekali, tentu saja kita harus bertanya kepada yang lebih berilmu, tapi tidak sekedar bertanya sebatas sampul luarnya saja. Bagaimana juga? ya harus betul-betul mendalaminya dengan sungguh-sungguh berguru kepada para ulama tersebut dan itu merupakan bagian dari ibadah ummat Islam.

Penguasaan masyarakat kita terhadap bahasa Arab secara umum dan Al-Quran secara khusus memang masih dangkal sekali, bahkan kita acapkali mendengarkan statemen-statemen negatif tentang Bahasa Arab, ada yang mengatakan bahasa kuno lah, bahasa badui dan lain-lain, hingga kalau ditanyakan, “Anda hafal bacaan shalat dari kecil, tahu artinya tidak?” yang didapatkan malah jawaban yang sebenarnya tidak ingin kita dengarkan, seperti jawaban-jawaban berikut ini:

  • gak paham, yang penting baca aja, dari kecil kita diajarinya gitu kok.
  • Ada jawaban: “ribet, susah amat sih, mendingan bahasa inggris , lebih mudah” ( jujur sekali jawabannya :)).
  • Memang Allah menyuruh hambaNya mempelajari segalanya, semuanya yang ada di bumi ini hendaknya kita pelajari dan kita jadikan sebagai ibrah (pelajaran). Dalam hal bahasa, belajar banyak bahasa sangatlah bagus, bahasa inggris, spanyol, prancis, jepang dan lain-lain silahkan dipelajari, tapi bahasa Arab juga harus jadi prioritas, semakin banyak bahasa yang kita kuasai semakin luas jangkauan kita di dunia ini, Allah menciptakan kita bersuku-suku dan dengan bahasalah kita saling mengenal satu sama lain. Namun dari semua itu, bahasa Arab memang mempunyai nilai lebih, ia selain alat komunikasi antar manusia, dia juga sebagai wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah, contohnya; ketika shalat, bacaannya wajib pakai bahasa Arab, ketika membaca Al Quran, tidak ada pilihan lain selain dengan bahasa Arab, setelah itu silahkan menafsirkannya dengan bahasa apa saja. selain itu bahasa Arab juga mempunyai keistimewaan dari segi tarikhnya yang panjang, juga dari segi uslub-uslubnya. Memang tidak salah bagi yang memandang bahasa Arab susah karena kaidahnya sangat dalam sekali, namun kalau kita sudah mendalaminya dan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh malah semakin mengasyikkan (ini pengakuan para guru dan dosen saya), setelah dipraktekkan rupanya pengakuan itu benar adanya.
  • Ada juga yang jawab “Allah akan mengerti lah apapun yang kita ucapkan”. yups, itu seratus persen betul dan tidak boleh dibantah,  karena Allah Maha Mengetahui dan Maha Menguasai segalanya, namun alangkah lebih eloknya kalau kita mengerti apa yang kita ucapkan, sehingga lebih terasa dekat dengan Allah, ibaratnya dua orang yang sedang berkomunikasi, yang satunya bercerocos apa saja tapi gak tahu apa yang dibicarakannya, apa lawan bicaranya akan ta’ajub kepada si pembicara tadi. Begitulah kira-kira 🙂

Jadi pertanyaannya, “Masihkah kita berpada dan merasa puas dengan secuil ajaran warisan yang kita dapatkan semenjak masa kecil  kita itu? Tidak maukah kita untuk menggali yang lebih dalam lagi sehingga kita juga bisa ikut menebarkan cahaya islam, cahaya Al Quran kepada generasi-generasi bangsa, sehingga dengannya umat islam akan bangkit lagi mengukir sejarah keemasannya yang sudah terlalu jauh meninngalkan kita.

Satu hal yang harus selalu kita ingat bahwa belajar bahasa Arab dan mendalami Al Quran bukanlah hal yang kuno, kalau generasi muslim kembali berpedoman kepada Al Quran niscaya masa keemasan akan kembali didulang, karena dari Al Quran banyak ibrah yang bisa dipedomani oleh manusia untuk mendongkrak kejayaannya di dunia dan akhirat, Al Quran mengandung petunjuk-petunjuk sain/ilmu pengetahuan yang tinggi yang hanya akan didapatkan oleh orang-orang yang berakal dan berpikir. Kalimat “orang-orang yang berpikir, orang-orang yang berakal” banyak sekali diulang-ulang dalam Al Quran, ini menandakan bahwa mempertebal tsaqafah diri; membaca, meneliti dan mendalami ilmu pengetahuan itu sangatlah penting dan dianjurkan di dalam Islam.

Merisusanti Zakaria: Tabba, Cairo, 17 sept 2013

Koleksi Video Kristologi dan Perbandingan Agama

Posted on Updated on

بسم الله الرحمن الرحيم

Zakir Naik

Siapa yang tidak kenal dr. Zakir Naik? ya dia adalah seorang dokter medis (konon dokter gigi) yang mendapatkan fadhilah dari Allah berupa hafalan yang teramat kuat sehingga sanggup menghafalkan al-Qur’an, Hadits, bible dalam berbagai bahasa dan berbagai versi dan kitab Veda, kitab Bhagwad Geeta, kitab Upandishads dan banyak lagi.

Menurut satu situs di internet disebutkan bahwa  Zakir Abdul Karim Naik lahir pada tanggal 18 Oktober 1965 di Mumbai, India dan Ia bersekolah di St. Peter’s High School (ICSE) di kota Mumbai. Kemudian bergabung dengan Kishinchand Chellaram College dan mempelajari kesehatan di Topiwala National Medical College and Nair Hospital di Mumbai. Ia kemudian menerima gelar MBBS-nya di University of Mumbai.

Diantara ratusan tokoh non muslim yang pernah didebat olehnya tidak ada satupun yang dapat mematahkan argumentasinya karena Zakir Naik menggunakan dalil untuk mematahkan argumentasi mereka dengan “kitab suci” mereka sendiri sehingga mereka tidak sanggup membalasnya. Bahkan sangking “ditakutinya” oleh para pendeta sampai-sampai Wikipedia menuliskan bahwa setelah sebuah ceramah oleh Paus Benediktus XVI bulan September 2006, Zakir Naik menantang debat publik langsung dengannya. Paus menerima ajakan ini tapi dengan satu syarat: Zakir Naik harus berpedoman Al Quran saja tidak bible.

Mengapa Paus mensyaratkan demikian? karena dia tau betul apabila menggunakan bible pasti akan kalah berdebat, dikarenakan di dalamnya teramat banyak kontroversi dan kekeliruan. Akhirnya debat yang menggunakan syarat inipun tidak jadi, karena amat konyol, sama saja ketika kita ingin menguji keabsahan suatu teori kita dilarang menggunakan teori yang dia kemukakan tapi harus pakai teori yang lain. Sangat irasional.

Di bawah ini penulis akan sharing video-video Kristologi dan Perbandingan Agama Lainnya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang sudah penulis unggah. Mohon maaf kepada Penerbit Video Ababil  penulis unggah video ini bukan berniat apapun akan tetapi dalam rangka menyebarluaskan ilmu agama ketempat yang teramat sulit terjangkau Li I’laa’i Kalimatillah.

Baiklah langsung saja diunduh video berikut:

1. Apakah Benar Yesus Disalib? (A) unduh di sini. Oleh Zakir Naik.

2. Apakah Benar Yesus Disalib? (B) unduh di sini.

3. Apakah Benar Yesus Disalib? (C) unduh di sini.

4. Apakah Benar Yesus Disalib? (D) unduh di sini.

5. Debat Islam-Kristen (A) unduh di sini. Ini debat bukan Dr.Zakir Naik, tapi oleh ulama-ulama Indonesia di RS. Haji

6. Debat Islam-Kristen (B) unduh di sini.

7. Debat Islam-Kristen (C) unduh di sini.

8.Debat Qur’an-Bible mengupas Sains (A) unduh di sini. Oleh Zakir Naik.

9.Debat Qur’an-Bible mengupas Sains (B) unduh di sini.

10.Debat Qur’an-Bible mengupas Sains (C) unduh di sini.

11.Debat Qur’an-Bible mengupas Sains (D) unduh di sini.

12. Media dan Muslim (sebuah konspirasi) (A) unduh di sini. Oleh Zakir Naik.

13. Media dan Muslim (sebuah konspirasi) (B) unduh di sini.

14. Muhammad dalam berbagai kitab agama (A) unduh di sini. Oleh Zakir Naik.

15. Muhammad dalam berbagai kitab agama (B) unduh di sini.

16. Persamaan antara Hindu dan Islam (A) unduh di sini. Oleh Zakir Naik.

17. Persamaan antara Hindu dan Islam (B) unduh di sini.

18. Persamaan antara Hindu dan Islam (C) unduh di sini.

19. Persamaan Islam-Kristen (A) unduh di sini. Oleh Zakir Naik.

20. Persamaan Islam-Kristen (B) unduh di sini.

21. Qur’an dan Ilmu Sains Modern (A) unduh di sini. Oleh Zakir Naik.

22. Qur’an dan Ilmu Sains Modern (B) unduh di sini.

23. Qur’an dan Ilmu Sains Modern (C) unduh di sini.

24. Qur’an dan Ilmu Sains Modern (D) unduh di sini.

25. Terorisme bukan Jihad (A)  unduh di sini. Oleh Zakir Naik.

26. Terorisme bukan Jihad (B)  unduh di sini.

27. Terorisme bukan Jihad (C)  unduh di sini.

Passwordnya: diskursusislam.wordpress.com

Selamat mengunduh dan mempelajarinya sebagai wawasan tambahan buat kita semua, Semoga bermanfaat 🙂

 

Sumber: http://diskursusislam.wordpress.com/2013/03/23/1201/

DONAT & HADIQAH DAWLIYYAH

Posted on Updated on

DONAT, SI "CINCIN" YANG SELALU DIKANGENI JAD
jad di hadiqah dawliyyah, Cairo,15 sept 2012

Mmm donat…donat…donat dan donat lagi hehe :), si bulat yang masuk dalam daftar menu paling favorit anakku “jad” selama ini. donat memang pas untuk semua lidah dari anak-anak hingga dewasa, cocok untuk segala kondisi baik itu arisan, kemping (rihlah) atau sekedar berjalan-jalan di taman “hadiqah” untuk refreshing. Nah berbicara masalah refreshing, hampir setiap hari sabtu saya and my son pergi ke hadiqah dawliyyah (taman) hanya sekedar untuk melepas suntuk dan merefresh otak biar lebih segar :).

Jad senang sekali setiap kali mau ke hadiqah, dan yang tidak pernah lupa ditanyakan kalau mau berangkat adalah: “ummi ada bawa donat kan?” kalau bahasa abah jad: “memanglah anak ummi itu anak mesir, sukanya roti-roti aja, tidak harus makan nasi 🙂 “. iya, donat selalu jadi incaran abang jad, hingga tidak heran kalau hampir setiap minggu donat pasti tersedia di rumah.

Begitulah selalu, kalau tidak ada aral melintang setiap hari sabtu langsung siap-siap ambil bola, bekal makanan sedikit (donat, susu dan air putih) berangkat deh kita :), pernah juga tidak sempat buat donat, tp malamnya sudah diberitahukan ke jad, kalau besok tidak ada donat, jadi kita sepakat bawa nasi dengan lauk ala kadarnya saja plus susu dan air putih. yang penting ke hadiqahnya jadi, soal menu nomor dua hehe.

Ini hanya secuil kisah dari perjalanan panjang selama di tanah para Anbiya, hari-hari berdua dengan jad tanpa ditemani abah (karena abah ada tugas di tanah air)…kalau jad rindu sama abah, skype andalannya, meskipun tidak bisa mengobati rindu sepenuhnya tapi tetap harus bersyukur karena masih bisa berkomunikasi dan melihat abah yang di seberang sana melalui layar monitor. KEEP FIGHTING!!!

(Rihlah ala jad, Cairo, 7 sept 2013)